Kinerja anak bangsa dalam membuat sebuah karya yang apik dan tak melulu soal perkara hati dua insan manusia tak jarang menjadi karya yang sungguh luar biasa. Tema kebangsaan dan nasionalisme yang diangkat dalam sebuah karya film ini berhasil menyabet sederet penghargaan mulai dari sisi tema, konten, kualitas film, kualitas pemain, dan berhasil mendapat perhatian serta respon positif dari para penikmat seni film. 10 film dengan tema nasionalisme ini merupakan daftar film karya anak negeri yang patut Anda acungi jempol.
Gie
Film garapan sutradara Riri Riza ini diangkat dari kisah hidup seorang aktivis muda Indonesia bernama Soe Hok Gie. Gie merupakan mahasiswa fakultas sastra jurusan sejarah Universitas Indonesia pada tahun 1962 hingga 1969. Dalam hidupnya, ia memiliki pendirian teguh dan selalu memegang prinsipnya serta selalu rajin untuk mendokumentasikan apa yang telah ia alami dalam sebuah buku harian. Gie merupakan keturunan keluarga Tionghoa yang tidak begitu kaya dan tinggal di Jakarta. Meski begitu ia memiliki semangat juang, setia kawan, serta peduli terhadap tanah air Indonesia yang dirasakan telah menyatu dalam dirinya. Selain itu Gie merupakan pribadi yang tidak memiliki toleransi terhadap ketidakadilan dan sangat menginginkan Indonesia yang berdiri beralaskan keadilan dan kebenaran murni. Cukup terdengar idealis namun inilah mimpi yang begitu agung. Dalam film diceritakan sosok Gie yang sangat keras dan terus berupaya untuk mencapai tujuannya yakni menggulingkan rezim Soekarno.
Batas
Karya yang satu ini merupakan campur tangan dari sang pembuat naskah yang tidak lain adalah aktor senior Slamet Rahardjo Soejaro. Film ini menceritakan seorang perempuan bernama Jaleswari yang diperankan oleh Marcella Zalianty yang ditugaskan ke Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Pontianak untuk mensukseskan program CSR perusahaan. DI sana ia menghadapi kenyataan bahwa beberapa oknum memiliki kuasa dan rencana untuk membuat bangsa ini tetap bodoh dan membuat doktrin seolah surga berada di negeri tetangga. Perlawanan dilakukan dengan menyulut semangat para warga untuk selalu belajar dan belajar agar mereka bisa berdiri dan merdeka dari kebodohan setidaknya untuk diri mereka sendiri.
Denias, Senandung di Atas Awan
Anda pasti tahu dengan film yang diangkat dari kisah nyata seorang anak yang berasal dari Papua ini. Film garapan John de Rantau yang diproduksi pada tahun 2006 ini menceritakan seorang Denias, anak suku pedalaman Papua, yang berjuang untuk bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Dalam film berdurasi 110 menit ini Anda akan disuguhkan dengan pemandangan di wilayah Papua yang sangat indah namun jarang terekspos. Beberapa aktor dan aktris yang turun berperan dalam film ini adalah Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen, Marcella Zalianty, dan Pevita Pearce.
Laskar Pelangi
Laskar Pelangi merupakan film yang diangkat dari sebuah novel berjudul sama karangan Andrea Hirata. Dalam film ini diceritakan persahabatan anak-anak Bangka Belitong dengan keunikan masing-masing. Hidup bukan di wilayah kota yang serba terfasilitasi tak membuat anak-anak ini kehilangan semangat belajar apalagi semangat hidup. Kehidupan anggota Laskar Pelangi pun tak luput dari berbagai cobaan. Salah satunya adalah guru yang pindah karena terpancing dengan bayaran yang lebih layak dan kematian Pak Harfan yang merupakan roh dari sekolah para Laskar Pelangi ini.
Trilogi Merdeka
Trilogi ini terdiri dari film Merah Putih, Merah Putih 2: Darah Garuda, dan Hati Merdeka. Ketiga film ini menceritakan perjuangan di Indonesia. Trilogi pertama yakni Merah Putih, film garapan Yadi Sugandi ini berlatarbelakang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tahun 1947. Darah Garuda merupakan kelanjutan dari trilogi pertama yang juga menceritakan Agresi Militer Belanda 1 ke jantung pemerintahan Indonesia di Jawa Tengah. Sementara film Hati Merdeka berlatar belakang masa revolusi awal Indonesia tahun 1948.
Tanah Surga Katanya
Film garapan sutradara Herwin Novianto dan dibintangi oleh Aji Santoso dan Fuad Idris ini menceritakan tentang seorang sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965 yang harus rela berjuang bersama anak dan cucunya setelah istrinya meninggal dengan hidup di perbatasan Indonesia-Malaysia. Hidup dalam perbatasan sungguh bukan keadaan yang mudah. Di satu sisi mereka hidup dalam kesetiaan dan loyalitas pada bumi pertiwi namun harus berjuang dengan lingkungan yang mengalami keterbelakangan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dalam waktu bersamaan negara tetangga menawarkan harapan hidup yang lebih layak.
Habibie & Ainun
Film satu ini merupakan salah satu karya anak bangsa yang cukup menarik perhatian dan berhasil mendapatkan respon positif dari masyarakat Indonesia. Karya yang menceritakan tentang lika-liku perjalanan hidup BJ Habibie ini bahkan berhasil membuat para penikmat film yang menyaksikan film ini menitikkan air mata. Film “Habibie & Ainun” ini secara detail menceritakan mimpi seorang Rudy Habibie yang memimpikan berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Habibie dan Ainun bertemu di Bandung tahun 1962. Keduanya jatuh cinta satu sama lain mulai dari hati, iman, visi, dan mimpi. Mereka memutuskan untuk menikah dan terbang ke Jerman hingga akhirnya mereka kembali ke Indonesia.
Hasduk Berpola
Film yang satu ini mengangkat isu nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia. Sutradara Harris Nizam ini berhasil mengarahkan dan menghasilkan karya yang apik yang dibintangi oleh aktor dan aktris ternama seperti Idris Sardi, Niniek L. Karim, Iga Mawarni, Petra Sihombing, dan Calvin Jeremy. Dalam film berdurasi 100 menit ini diceritakan perjuangan bertaruh nyawa pada zaman kemerdekaan yang bahkan tak ada harganya. Meski namanya sempat dielu-elukan sebagai seorang pahlawan, toh nyatanya itu tak membuat hidupnya lebih baik. Ia bahkan hidup terlunta-lunta. Cucunya bernama Budi, tertantang untuk bisa menjadi aktif seperti rivalnya namun terkendala ekonomi dan mengharuskan bocah 12 tahun ini berjuang sejak dini.
Garuda di Dadaku
Film garapan Ifa Isfansyah ini menceritakan seorang anak laki-laki bernama Bayu yang selalu memimpikan dirinya menjadi pemain sepak bola yang handal. Ia selalu melatih dirinya sendiri dengan menggiring bola menyusuri gang-gang di sekitar rumahnya hingga ke lapangan bulu tangkis dan ia berlatih sendirian di sana. Sayangnya, sang kakek, sangat menentang impian cucunya karena bagi beliau, pemain sepak bola (terutama di Indonesia) bukanlah sebuah pekerjaan yang layak karena pada kenyataannya justru akan mendatangkan malapetaka berupa hidup miskin dan tidak memiliki masa depan yang baik.
Tanah Air Beta
Ari Sihasale merupakan sutradara sekaligus produser yang memang ahli dalam melahirkan film-film nasionalis yang mengangkat tema perjuangan anak Indonesia dalam menggapai mimpinya. Dalam film ini, diceritakan bagaimana dua kakak-beradik, Mauro dan Merry, harus terpisah akibat kejadian Timor-Timur berpisah dari Indonesia. Merry harus tinggal berdua dengan ibunya di Kupang sementara Mauro harus tinggal bersama pamannya di Timor Leste. Tatiana, ibu Mauro dan Merry, semakin lama semakin lemah akibat merasakan kesedihan karena tidak bisa merasakan kehadiran anak laki-lakinya. Hingga suatu hari Tatiana mendapatkan informasi untuk bisa bertemu dengan Mauro.
Itu tadi beberapa film bertemakan rasa nasionalisme. Mana yang merupakan favoritmu?