Pesona berbagai etnis yang ada di Indonesia menyimpan segala budaya, kepercayaan, dan keindahannya sendiri-sendiri. Bayangkan apabila kebudayaan dan keindahan antara etnis satu dengan lainnya berbaur melahirkan suatu budaya dan keindahan baru yang tetap memegang dasar budaya masing-masing? Tentu ini menjadi suatu hal yang unik dan jarang terjadi.
Untuk mendapatkan momen seperti itu, Anda wajib berkunjung ke kawasan Kampung Ampel di Surabaya. Ya, Kampung Ampel merupakan kawasan di sisi utara Kota Surabaya dan sekaligus merupakan destinasi wisata di Surabaya. Kawasan yang terletak 10 km dari pusat kota ini banyak dihuni oleh penduduk keturunan Arab dan hidup dengan menciptakan budaya yang kental dengan suasana Timur Tengah. Walau begitu, masih terdapat suku lain seperti Jawa dan Madura yang tinggal di kawasan ini. Bisa dikatakan bahwa kawasan ini merupakan bentuk nyata dari pembauran suku, budaya, dan agama yang dapat hidup secara berdampingan dan harmonis.
Di kawasan ini terdapat banyak sekali pedagang yang menjajakan barang dan makanan khas Timur Tengah seperti nasi kebuli, nasi magali, uthuk-uthuk, pukis Ampel, kebab, kambing guling, lontong bumbu, nasi mandi, kopi arab, dan teh rempah. Selain karena berbagai macam makanannya yang cukup menggoda, di kawasan ini juga terdapat kesenian khas Arab seperti musik hajir marawis, tarif zafin, dan tari syara. Meski kental dengan budaya Timur Tengah, arsitektur bangunan yang ada di kawasan ini masih asli peninggalan zaman Sunan Ampel. Bagi Anda yang hobi foto, keunikan dan peninggalan yang merupakan kekayaan budaya ini wajib Anda abadikan.
Objek yang sering menjadi tujuan wisata ketika orang berkunjung ke Kampung Ampel adalah Masjid Agung Sunan Ampel. Masjid bergaya arsitektur Jawa Kuno ini dibangun pada tahun 1421 dan menjadi obyek wisata favorit para peziarah. Di dekat masjid terdapat kompleks pemakaman Sunan Ampel. Di samping kiri halaman masjid terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur bertuah dan biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininya untuk penguat janji atau sumpah.
Selain Kampung Ampel yang didominasi oleh penduduk Arab yang notabene etnis luar Indonesia, masih ada lagi kawasan yang didominasi penduduk tertentu dan hingga saat ini masih bertahan dan hidup secara berdampingan dan harmonis dengan warga asli Indonesia. Nama kawasan yang dimaksud adalah Pecinan Surabaya atau yang dikenal dengan nama Kya Kya Kembang Jepun. Pecinan merupakan sebutan untuk Kawasan Kampung Cina (Chinatown) sementara kya kya dalam bahasa China berarti jalan-jalan.
Sebenarnya, Kya-Kya adalah sebuah jalan raya yang dulu dikenal dengan nama Jalan Kembang Jepun. Dulunya, jalan ini merupakan pembatas antara kawasan perkampungan China dengan perkampungan Arab dan Melayu. Kini jalan ini menjelma menjadi sebuah kawasan wisata jalan-jalan yang menghadirkan jajanan saat sore hingga malam hari dengan berbagai kemeriahan. Dengan panjang jalan mencapai 730 meter dan lebar sekitar 20 meter, wisatawan akan disuguhkan berbagai makanan yag dijual oleh sekitar 200 pedagang untuk melayani sekitar 2.000 pengunjung dan pembeli. Selain makanan, Anda juga akan disuguhkan berbagai sajian budaya berupa musik jazz, pop, dangdut, hingga pentas musik tradisional. Akses menuju Kya-Kya Surabaya terbilang cukup mudah dan tidak terlalu banyak kelokan. Jika Anda wisatawan dari luar Surabaya, Anda dapat menggunakan aplikasi maps dari smartphone Anda, posisikan diri di Kota Surabaya dan cari Jalan Kembang Jepun via Jalan Undaan Kulon.