Wisata Bali sudah sangat terkenal dan menjadi destinasi wisata Nasional maupun Internasional. Hampir sebagian besar penduduk Bali, kini memiliki mata pencaharian dalam bidang pariwisata.
Mulai dari menjadi pemandu wisata, perajin dan pedagang seni, karyawan hotel, karyawan restoran, hingga berjualan cinderamata khas Bali untuk para wisatawan.
Daya tarik wisatanya yang beranekaragam membuat industri pariwisata di Bali dapat berkembang dengan pesat.
Mulai dari pemandangan alamnya yang mengagumkan, kesenian tradisional, adat istiadat, dan gaya arsitekturnya yang khas, semua berpadu menjadi pesona yang mengagumkan bagi banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Sejarah Pariwisata Bali Sejak Zaman Kolonial Belanda
Mulai dikenalnya wisata Bali di kalangan wisatawan asing, tentunya menceritakan sejarah yang panjang. Sejarah inilah yang juga berpengaruh terhadap perkembangan pariwisata Bali.
Semenjak kedatangan pelaut Belanda di Pulau Bali pada tahun 1597, yang dipimpin oleh kapten kapal Cornelius Houtman, Bali mulai dikenal oleh dunia luar khususnya orang-orang Eropa.
Ketika Cornelius Houtman hendak meninggalkan Bali, banyak dari kru yang tidak ingin meninggalkan pulau Bali karena merasa betah dan tertarik dengan kemakmuran serta seni-budaya orang Bali.
Pada tahun 1906 terjadi perang besar antara kerajaan Badung melawan Belanda. Kerajaan Badung mengalami kekalahan telak karena Belanda dilengkapi persenjataan yang lebih modern.
Banyak pasukan kerajaan Badung yang kalah dalam perang selanjutnya ditahan oleh pihak Belanda dan diasingkan ke daerah lain di Nusantara. Bagi Raja Badung, kekalahan perang melawan Belanda merupakan hal yang sangat memalukan.
Perang ini dikenal dengan nama Perang Puputan (perang sampai mati), tidak hanya melibatkan Kerajaan Badung saja, tapi juga Kerajaan Tabanan, dan Kerajaan Klungkung.
Kerajaan Gianyar dan Kerajaan Karangasem tidak ikut melakukan perang puputan dan menyerah kepada Belanda. Oleh karena itu, Belanda tetap memperbolehkan kedua kerajaan tersebut untuk tetap berkuasa tetapi dengan syarat berada di bawah kendali Belanda.
Berakhirnya Perang Puputan, menjadikan Belanda memiliki wilayah kekuasaan semua daerah di Pulau Bali.
Namun, terjadinya Perang Puputan malah mencoreng reputasi Belanda di dunia internasional sehingga untuk menutupinya, pihak Belanda tidak memberlakukan sistem tanam paksa.
Belanda justru mempromosikan Pulau Bali ke dunia internasional, inilah awal mula dari perkembangan Pulau Bali menjadi tempat pariwisata.
Banyak orang asing yang mulai berdatangan ke Pulau Bali, di antaranya adalah para seniman asing yang banyak menetap di sekitar daerah Ubud untuk menekuni bidang seni mereka.
Banyak hasil karya seni dari seniman asing tersebut turut mempromosikan Pulau Bali sebagai tempat yang indah untuk dikunjungi.
Pariwisata Bali Pasca Kemerdekaan
Pariwisata Bali mulai mengalami perkembangan pesat pada sekitar tahun 1970-an. Saat itu, banyak tempat di Pulau Bali yang disukai para peselancar karena memiliki ombak yang sangat bagus.
Para peselancar asing ini pun turut mempromosikan pariwisata Pulau Bali kepada dunia internasional di tahun 1970-an.
Sejak saat itu mulai banyak wisatawan yang mengenal keindahan Pulau Bali, mulai dari pantai pasir putihnya yang eksotis, hingga alam tropis pegunungan yang menawarkan keunikan serta ciri khasnya tersendiri.
Seiring berjalannya waktu, pemerintah juga semakin gencar mempromosikan Pulau Bali sebagai destinasi wisata kepada dunia internasional sehingga menjadikan daerah ini sebagai salah satu tempat wisata paling diminati oleh wisatawan yang datang ke Indonesia.
Tak hanya berselancar di pantai, wisata Bali juga menawarkan beragam aktivitas menarik lainnya, seperti parasailing, jet ski, banana boat, tracking menyusuri bukit di Ubud, wisata seni dan budaya, wisata belanja, dan masih banyak lagi pesona wisata di Bali yang dinikmati oleh wisatawan.