Kamu ingin melihat orang utan? Taman Nasional Tanjung Puting tempatnya! Taman Nasional Tanjung Puting atau yang sering disingkat menjadi TNTP merupakan sebuah taman nasional yang letaknya berada di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah. Awalnya taman ini merupakan sebuah cagar alam dan suaka margasatwa yang telah ditetapkan pada tahun 1937 silam. Namun setelah itu diganti oleh pemerintah menjadi taman nasional. Hingga saat ini, taman seluas 415.040 ha ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puning, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementrian Kehutanan.
Zonasi di dalam pengelolaan tempat ini dibagi menjadi empat zona, yaitu zona inti, zona rimba (dibagi menjadi daratan dan perairan), zona pemanfaatan (zona pemanfaatan intensif, zona pemanfaatan khusus, dan zona pemanfaatan tradisional), dan zona rehabilitasi. Taman Nasional Tanjung Puting merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi orangutan.
Beberapa objek wisata yang ada di tempat ini antara lain Tanjung Harapan, Pondok Tanggul, Camp Ponduk Ambung, dan Camp Leakey. Sedang untuk ekosistem, TNTP memiliki beberapa tipe ekosistem, antara lain hutan tropika dataran rendah, hutan tanah kering (hutan kerangas), hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, hutan bakau atau mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.
Beberapa jenis tumbuhan yang ada di tempat ini antara lain keruing (Dipterocarpus sp), meranti (Shorea sp.), ramin (Gonystylus bancanus), jelutung (Dyera costulata), gaharu(Aquillaria), kayu lanan, ulin (Eusideroxylon zwageri), sengkuang (Dracontomelon sp.), Alstonia, Baeckia, Calophyllum, Campnosperma, Castanopsis, Dacrydium, Dactylocladus,Diospyros, Durio, Ganua, Hopea, Jackia, Licuala, Lithocarpus, Melaleuca, Mesua, Palaquium, Rhizophora, Schima, Sonneratia, Tetramerista, dan Vatica.
Sedangkan untuk hewan, ada beberapa jenis di tempat ini meliputi mamalia, reptilia, dan burung. Ada sekitar 38 jenis mamalia yang ada di tempat ini. Tujuh di antaranya merupakan primata yang cukup dikenal dan dilindungi, seperti orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), bekantan (Nasalis larvatus), owa kalimantan (Hylobates agilis), dan beruang madu (Helarctos malayanus). Sedangkan beberapa jenis mamalia besar ada rusa sambar,kijang muncak (Muntiacus muntjak), pelanduk kancil (Tragulus javanicus), dan babi janggut (Sus barbatus) juga dapat dijumpai di kawasan ini. Bahkan, beberapa jenis mamalia air seperti duyung (Dugong dugong) dan lumba-lumba dilaporkan pernah terlihat di perairan sekitar kawasan TNTP.
Sedangkan beberapa jenis reptil yang dapat ditemukan di kawasan TNTP antara lain buaya sinyulong (Tomistoma schlegeli), buaya muara (Crocodilus porosus), dan labi-labi (Trionyx cartilagineus). Tercatat lebih dari 200 jenis burung yang hidup di kawasan TNTP. Salah satu jenis burung yang ada di kawasan ini ialah sandang lawe (Ciconia stormi) yang termasuk dalam 20 jenis burung terlangka di dunia. Tanjung Puting juga merupakan salah satu tempat untuk semua jenis koloni jenis burung “great alba” seperti Egretta alba, Anhinga melanogaster, dan Ardea Purpurea.
Orangutan Kalimantan mempunyai bulu kemerah-merahan gelap dan tidak memiliki ekor. Sejalan dengan pertumbuhan usianya, jantan dewasa mengembangkan pipinya hingga membentuk bantalan. Semakin tua, bantalan pipinya semakin besar sehingga wajahnya terkesan seram.
Primata di Tanjung Puting
Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977 dan merupakan Sister Park dengan negara Malaysia. Tanjung Harapan merupakan stasiun pertama dalam proses rehabilitasi orangutan. Lokasi ini berada di hutan sekunder dan hutan rawa yang dilengkapi dengan wisma tamu, pusat informasi dan jalan trail. Kemudian Pondok Tanggui merupakan tempat orangutan untuk diamati secara tertutup dan dihindarkan kontak dengan manusia. Selain itu, Camp Leakey, lokasinya berada di hutan primer, merupakan tempat dari beberapa orangutan yang setengah liar sampai liar dan dari yang baru dilahirkan sampai usia tiga tahun (raja tua).
Musim kunjungan terbaik yang ada di TNTP sekitar bulan Juni hingga bulan September setiap tahunnya. Untuk menuju lokasi, kamu bisa melalui jalur Jakarta – Semarang – Pangkalan Bun (memakai pesawat) atau dengan kapal laut Semarang – Pangkalan Bun. Setelah itu dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan darat dari Pangkalan Bun ke Kumai sekitar 20 menit (8 km). Selanjutnya dari Kumai ke Tanjung Harapan menggunakan klotok selama 1,5-2 jam, atau Kumai – Natai Lengkuas selama 4 – 5 jam. Menggunakan perahu cepat dari Kumai – Tanjung Harapan selama 0,5 – 1 jam, dari Kumai – Camp Leakey selama 1,5 – 2 jam, dan dari Kumai ke Natai Lengkuas selama 1,5 – 2 jam.