TRAVEL – NGETREN.CO.ID, Bentang alam Flores tak bisa dielak lagi keindahannya. Dari ujung ke ujung, pulau yang berjuluk Tanah Bunga itu menyimpan kemolekan. Tiap daerah kuat dengan karakter alamnya masing-masing. Namun, bila diselisik lebih jauh, Flores tak hanya eksotis karena rupa daratan dan lautannya. Ada banyak keistimewaan yang membuatnya menjadi wilayah yang menakjubkan dan menyita perhatian banyak wisatawan untuk bertandang. Apa saja?
Dialek dan bahasa yang berbeda-beda dari ujung ke ujung, punya intonasi yang merdu
Masing-masing daerah punya dialek, bahkan bahasa yang berbeda. Layaknya daerah Bajawa, Larantuka, Manggarai, umumnya punya istilah masing-masing untuk menyebut suatu hal atau suatu benda. Tak semuanya berbeda. Ada beberapa yang sama. Namun tentu diujarkan dengan logat masing-masing. Intonasinya pun bila didengar seperti irama yang merdu: naik-turun, sesuai dengan makna kalimatnya.
Kesahajaan masyarakatnya dan keterbukaannya terhadap orang asing
Orang-orang Flores umumnya adalah masyarakat yang memiliki pemikiran terbuka. Mereka tidak menutup diri terhadap kedatangan tamu dari luar daerah. Bahkan, di kampung-kampung adat sekali pun, warga terbuka dengan kehadiran tamu. Hal itu dibuktikan dengan keramahannya kala menyambut wisatawan. Selain itu, kehidupan yang rukun dan toleransi yang tinggi menunjukkan bahwa orang-orang Flores tak kaget dengan perbedaan (yang biasanya timbul karena adanya pendatang).
Makanan tradisionalnya yang beragam dan nikmat (mulai ikan kuah asam sampai kompyang)
Flores tak hanya punya wisata alam. Tanah itu menyimpan beragam kuliner yang nikmat dan patut dicoba. Misalnya, ketika berkunjung ke Labuan Bajo, wisatawan bisa menjajal olahan serba seafood dengan bumbu kuah asam yang nikmat. Di Manggarai, masyarakat juga punya kue traditional yang nikmat, yakni kompyang. Kue ini terbuat dari tepung terigu ditaburi wijen. Penganan tradisional ini diadopsi dari Tiongkok, namun rasanya disesuaikan dengan lidah orang lokal. Selain itu, ada kopi yang nikmat, mulai robusta hingga arabica. Masing-masing daerah punya kopi andalannya, seperti Bajawa dan Manggarai.
Ojek yang rata-rata harganya tak lebih dari Rp 10 ribu, jauh ataupun dekat.
Memang unik. Namun inilah kenyataan yang terjadi. Lantaran jarang ada angkot, masyarakat setempat mengembangkan transportasi ojek. Harganya umumnya pukul rata, Rp 5.000, jauh maupun dekat. Tak seperti di kota megapolitan, penumpang tak bakal digetok dengan harga yang tak masuk akal.
Tipikal wajahnya yang berbeda-beda, ada yang mirip dengan orang-orang Portugis dan Belanda dengan hidung mancung dan mata cokelat cerah.
Flores pernah dijajah oleh Portugis, sebelum jatuh ke tangan Belanda. Kala itu, salah satu daerah yang menjadi tanah kekuasaan Portugis adalah Larantuka. Lantas, dua bangsa itu bersengketa, saling berebut wilayah. Hingga ahirnya Belanda harus melakukan kesepakatan dengan Portugis dan membayar dana tambahan 80 ribu golden untuk mendapatkan kekuasaan atas wilayah Flores. Lantaran pernah dijajah dua bangsa kulit putih dan hidung mancung itu, warga setempat sebagian memiliki paras yang serupa dengan bangsa Porttugis dan Belanda. Hidung mancung, kulit putih, mata cokelat jernih, dan air wajah campuran. Bila dilihat, eksotis dan menyejukkan pandangan.
Pria dengan wajah yang manis-manis
Pria Flores apa istimewanya? Tentu manis-manis. Mereka punya karakter wajah yang khas dan tak dimiliki oleh pria-pria di daerah mana pun. Alis tebal, rahang tegas, dan mata yang tajam menyorot menambah poin plus.
Perempuan yang tangguh, cerdas, dan eksotis.
Perempuan-perempuan Flores punya pemikiran terbuka, tak mau berkalang dengan laki-laki, cerdas, dan tangguh untuk banyak hal. Mereka juga memiliki tipikal wajah dan perawakan yang umumnya eksotis.
Produk budaya asli yang menunjukkan kekayaan Nusantara
Kain tenun, tari caci, upacara-upacara adat, dan produk kebudayaan asli Flores lainnya dari ujung ke ujung menunjukkan bahwa daerah ini menyimpan kekayaan seni Nusantara. Tentu menjadi potensi untuk memikat wisatawan asing datang ke Indonesia.
Yuk datang ke Flores tak hanya untuk melihat kemolekan karpet alamnya, tapi juga karakter masyarakat dan budayanya!