Toraja atau yang dikenal juga dengan Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan. Keeksotisan wilayah dan budaya yang dimiliki Tana Toraja membuat nama Tana Toraja telah bergaung sampai ke kancah internasional. Tana Toraja terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki kepercayaan, aturan, serta ritual tradisi yang cukup ketat. Menurut mitos yang telah diceritakan secara turun-temurun, nenek moyang asli masyarakat Toraja dipercaya berasal dari surga dan turun langsung ke bumi dengan menggunakan tangga. Tangga inilah yang kemudian berfungsi sebagai media komunikasi antara nenek moyang dengan Puang Matua (Tuhan dalam kepercayaan masyarakat Toraja). Anda tertarik berwisata ke Tana Toraja? Berikut ini merupakan beberapa destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berada di sana.
Lolai (Negeri di atas awan)
Lolai menjadi surga baru wisata di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Dari ‘Negeri di Atas Awan’ ini, wisatawan disuguhkan gumpalan awan putih sembari menyambut terbitnya matahari pagi. Jalan-jalan ke Tana Toraja, sempatkan lah naik ke bukit bernama Lolai di Toraja Utara. Lolai adalah surga baru bagi Toraja. Dari puncak bukit ini, wisatawan disuguhi pemandangan indah berupa gumpalan awan menghampar di bawah, memayungi kota Toraja. Tak heran, bila Lolai juga terkenal dengan sebutan Negeri di Atas Awan. Dari atas bukit ini, wisatawan sekaligus menyambut matahari terbit.
Buntu burake (Patung Yesus tertinggi)
Di puncak bukit Buntu Burake di Sangala, Makale, Toraja, berdiri kokoh patung Yesus yang menjadi magnet baru pariwisata Tana Toraja. Siang menjelang ketika rombongan kami tiba di sana pada pertengahan November 2016 lalu. Sebagai orang Jakarta yang sehari-harinya jarang bergerak, menaiki hampir 500 anak tangga itu saat panas terik terasa berat. Apalagi, saat itu mobil tidak diperbolehkan naik sampai kaki bukit karena akan dimulai proyek pengaspalan jalan. Sehingga kami harus mulai berjalan kaki sekitar satu kilometer dari gerbang utama, ditambah menaiki tangga.
Kete kesu
Kete Kesu adalah suatu desa wisata di kawasan Tana Toraja yang dikenal karena adat dan kehidupan tradisional masyarakat dapat ditemukan di kawasan ini. Di dalam Kete Kesu terdapat peninggalan purbakala berupa kuburan batu yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih. Di dalam kubur batu yang menyerupai sampan atau perahu tersebut, tersimpan sisa-sisa tengkorak dan tulang manusia. Hampir semua kubur batu diletakkan menggantung di tebing atau gua. Selain itu, di beberapa tempat juga terlihat kuburan megah milik bangsawan yang telah meninggal dunia.
Londa
Londa terletak di desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalangi, yang berjarak 7 kilometer di sebelah selatan kota Makale, ibu kota kabupaten Tana Toraja dengan ketinggian 826 meter dari permukaan laut dengan posisi koordinat S 03°00’53.4” dan E 119°52’33.1”. Londa adalah salah satu objek wisata yang wajib dikunjungi para wisatawan. Di dalam gua ini terdapat ratusan tengkorak dan ribuan tulang belulang yang sebagian sudah berumur ratusan tahun. Terdapat juga peti-peti mati yang masih baru. Walaupun demikian, udara di dalam gua terasa sejuk dan tidak berbau. Goa Londa adalah kuburan pada sisi batu karang terjal, salah satu sisi dari kuburan itu berada di ketinggian dari bukit mempunyai gua yang dalam dimana peti-peti mayat/erong diatur dan dikelompokkan berdasarkan garis keluarga. Di sisi lain, daripuluhan tau-tau berjejer di depan liang kubur Londa memiliki dua gua yang dapat dimasuki oleh pengunjung. Menurut guide setempat bahwa dua gua ini sebenarnya saling berhubungan, tetapi pengunjung harus setengah merayap. Panjang gua ini sekitar 1.000 meter.
Museum ne gandeng
Lokasinya berada di tengah sawah, di Desa Palangi, Kecamatan Sa’dan Balusu. Ketika rombongan famtrip tiba, satun-satunya jalan menuju Museum Ne’ Gandeng, terutama dekat museum sedang dalam perbaikan. Terpaksa rombongan berjalan kaki tak sampai satu kilometer menuju lokasi. Justru berjalan kaki di pagi hari ini malah sangat dinikmati peserta famtrip. Wisatawan akan melewati Jembatan Ne’ Gandeng yang dibangun oleh Yayasan Keluarga Besar Ne’ Gandeng. Ditambah lagi pemandangan sawah di kiri-kanan jalan begitu memesona. Museum ini layak jual untuk wisatawan. Coba kalau padi di kiri-kanan jalan ini pas menguning, pasti berjalan menuju Museum Ne’ Gandeng sangat dinikmati dan ditunggu-tunggu wisatawan,” kata Ardana dengan optimis.
Batutumonga
Berada di atas awan dengan menaiki pesawat terbang mungkin sudah pernah Anda alami. Begitu juga dengan naik gunung, anda bahkan bisa berada di atas awan. Namun di Batutumonga, sensasi berada di atas awan akan terasa berbeda. Batutumonga, sebuah daerah yang berada di lereng gunung Sesean di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Sekitar 328 kilometer dari Kota Makassar. Gunung Sesean juga menjadi gunung tertinggi di Toraja. Sehingga tentunya jika menginjakkan kaki di Batutumonga, satu wilayah Toraja Utara bisa dijangkau dan dilihat jelas. Batutumonga menjadi spesial karena berada di ketinggian namun bisa dijangkau oleh kendaraan roda dua bahkan roda empat. Sehingga effortless bagi pelancong. Namun kendaraan umum belum ada yang menjangkau area ini.
Gumuk pasir toraja
Bukan Toraja namanya apabila tiap hari tidak memiliki hal menarik, terlebih beragam objek wisatanya. Salah satu objek wisata yang patut dikunjungi ialah Gumuk Pasir Toraja. Apa itu sebenarnya gumuk pasir? Gumuk pasir merupakan sebuah gundukan bukit atau igir dari pasir yang terhembus angin. Gumuk pasir dapat dijumpai pada daerah yang memiliki pasir sebagai material utama, kecepatan angin tinggi untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir, dan permukaan tanah untuk tempat pengendapan pasir, biasanya terbentuk di daerah arid (kering).
Itu tadi beberapa destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat sedang berada di Tana Toraja. Bagaimana menurut Anda? Tertarik untuk mengunjungi?