Indonesia memang negara yang diketahui memiliki pesona alam yang sangat indah hingga diminati oleh para turis dari dalam maupun luar negeri. Pesona dataran, laut, pantai dan pegunungan ini selalu memiliki keindahan yang bisa membuat kamu berhenti berkata-kata untuk mengungkapkan panoramanya. Salah satunya pegunungan di Indonesia yang kini banyak diminati oleh banyak kalangan khususnya anak muda penikmat alam.
Kawasan pegunungan Bawakaraeng yang berada di Taman Nasional Gunung Lompobattang, Sulawesi Selatan ini juga menyimpan pesona keindahan alam tersendiri dengan dikelilingi pepohonan dan bunga-bunga khas yang menjadi pemanis pada gunung ini. Namun, di balik itu semua ada sebuah kisah dan mitos yang menyelimuti gunung ini. Nah, mitos apa aja sih yang tersebar pada gunug ini?
Salah satu mitos yang sangat fenomenal dari gunung ini merupakan sosok hantu wanita yang disebut-sebut sebagai Noni. Banyak versi yang beredar tentang meninggalnya hantu wanita ini. Salah satu versi yang paling banyak dibicarakan adalah kisah bunuh dirinya di batang pohon kemudian jasadnya habis dimakan hewan buas. Lalu mitos tentang hantu Noni ini terus berkembang dari mulut ke mulut.
Seorang penduduk lereng gunung di kawasan Kampung Lembanna mengatakan sosok Noni biasanya akan menampakan diri pada saat malam bulan purnama. Sehingga bila kalian akan mendaki ke gunung ini pada malam bulan purnama dan angin yang berhembus tidak besar disertai suara anjing yang terus melonglong kamu alami, lebih baik urunkan niat mendaki atau tetap terjaga dari dalam tenda. Jika kalian tidak memperdulikan omongan tersebut, maka kalian akan dikejutkan dengan sosok Noni sepanjang malam bulan prnama. Namun di balik sosok Noni yang misterius. Sebagian pendaki ada yang menyatakan bahwa hantu Noni ini tergolong hantu yang baik hati karena sering menolong pendaki yang tersesat di hutan.
Mitos selanjutnya di Gunung Bawakaraeng yang juga nggak kalah dengan sosok Noni adalah ritual haji Bawakaraeng di puncak gunung. Ritual ini dilakukan setiap bulan Zulhijjah pada kalender Hijriah atau juga disebut dengan musim haji. Ritual ini ternyata sudah dilakukan sejak zaman dahulu untuk meminta keselamatan dunia, rezeki atau permintaan khusus lainnya secara pribadi bukan untuk beribadah haji. Para warga yang mengikuti ritual ini biasanya juga akan membawa beragam makanan seperti beras ketan, daging kambing dan ayam, telur hingga buah-buahan. Makanan atau persembahan tersebut dibawa berdasarkan permohonan yang diminta.
Ritual haji Bawakaraeng ini berawal dari kisah orang zaman dulu yang konon ingin pergi haji ke Mekkah namun terbatas biaya dan peraturan yang cukup rumit. Kemudian orang tersebut mendapatkan bisikan gaib untuk menjalankan ibadah hajinya ke puncak Gunung Bawakaraeng sebagai pengganti kepergian hajinya ke Tanah Suci Mekkah. Sehingga munculah ritual tersebut yang dipercaya oleh warga setempat. Bahkan ritual ini masih berjalan hingga sekarang. Jadi, kalau kamu kesini pada musim haji jangan heran kalau bertemu dengan warga yang berada di atas puncak melakukan ritual dengan beragam persembahan makanan. Warga sekitar gunung juga mempercayai setiap orang yang sudah menapakan kakinya di gunung ini hampir sama dengan menunaikan ibadah haji.
Mitos yang berkembang di Gunung Bawakaraeng ini mungkin hanya sebagain kecil kisah yang mewarnai pesona keindahan negeri kita. Setiap gunung juga tentunya memiliki mitos yang berbeda, boleh kalian percaya atau nggak yang jelas itulah keunikan dari setiap daerah yang membuat negri ini semakin kaya akan budaya.